Langkah Merintis Usaha Studio Foto, Merintis usaha studio foto bisa menjadi satu cara untuk membisniskan hobi, khususnya bagi mereka yang memiliki hobi fotografi. Usaha ini bisa di rintis mulai dari bisnis kecil-kecilan dengan peralatan secukupnya atau bisa juga dengan membuat usaha tingkat menengah maupun besar yang di lengkapi dengan berbagai peralatan fotografi canggih.
Memang, semakin besar usaha yang di rintis maka akan membutuhkan biaya yang lebih banyak, apalagi saat ini harga perlalatan dan perlengkapan fotografi dengan kualitas yang terbaik harganya juga tidak murah. Mulai dari peralatan pokok seperti kamera, aneka lampu, background foto, maupun biaya sewa tempat untuk merintis usaha studio foto.
Untuk merintis usaha, sebenarnya kebutuhan peralatannya juga hampir sama dengan kebutuhan ketika akan merintis usaha foto pernikahan. Perbedaannya hanya terletak pada kebutuhan sarana perlengkapan pemotretan yang lebih banyak dan juga jenis layanan yang akan di jalankan. Maka sudah sewajarnya jika mereka yang merintis usaha studio foto juga akan melayani jasa pemotretan untuk kebutuhan pernikahan.
Langkah Merintis Usaha Studio Foto
Berikut adalah langkah merintis usaha studio foto yang harus kalian ketahui.
1. Menentukan jenis produk dan layanan studio foto
Menentukan jenis produk dan layanan fotografi sejak awal, menjadi salah satu hal penting dalam merintis usaha studio foto. Dengan adanya produk dan layanan yang telah di tentukan secara jelas, maka kita akan semakin mudah dalam melakukan berbagai aktivitas, khususnya promosi.
Untuk dapat menentukan jenis produk dan layanan secara tepat, bisa di lakukan dengan cara riset pasar terhadap target market di mana studio foto tersebut di rintis. Dari hasil riset pasar inilah akan bisa di tentukan produk dan layanan apa saja yang bisa di jalankan.
Pada umumnya, seseorang merintis usaha studio foto dia sudah mempunyai gambaran tentang apa yang akan di kerjakan. Beberapa contoh layanan jasa di usaha studio foto ini misalnya jasa cetak foto, pemotretan pas foto untuk dokumen resmi, foto dokumentasi event, dokumentasi pernikahan, jasa foto prewedding, pembuatan foto produk, foto model, retouch foto, digital imaging, dan lain sebagainya.
Selain melayani jasa fotografi, biasanya beberapa studio foto juga akan menjual berbagai perlengkapan dan aksesoris fotografi, misalanya jual-beli kamera dan lensa second, menjual memorycard, tripod, lampu, album foto, pigura foto, dan lain-lain. Bahkan beberapa studio foto ada juga yang melayani jasa fotocopy dan penjilidan.
2. Menetapkan harga produk dan layanan
Hingga saat ini, harga masih menjadi satu hal yang sensitif dan sangat di pertimbangkan oleh konsumen dalam mengambil keputusannya untuk menggunakan produk dan layanan fotografi. Oleh karena itu ketika merintis usaha studio foto perlu mempertimbangkan secara dalam menentukan harga produk dan layanannya.
Ada banyak cara untuk melakukan penetapan harga. Penetapan harga bisa di lakukan berdasarkan pendekatan biaya-biaya yang di keluarkan, bisa berdasar besarnya kebutuhan atau permintaan konsumen, dan penentapan harga bisa di lakukan berdasar kuatnya persaingan studio foto yang telah ada.
Setelah harga-harga produk telah di tetapkan, usahakan untuk terbuka kepada konsumen dengan memajang daftar harga secara lengkap dan rinci. Daftar harga ini bisa di buat dalam bentuk katalog, maupun papan pengumuman yang di tempel di area studio.
Selain dengan cara membuat daftar harga, bisa juga harga-harga produk yang akan di jual di tempel dengan label harga. Pemberian label harga ini bisa di lakukan pada berbagai barang misalnya frame foto, album foto, asesoris kamera, dan lain-lain.
3. Menentukan tempat usaha studio foto
Tempat memang menjadi salah satu yang penting dalam merintis studio foto, hal ini berbeda dengan mereka yang hanya menyediakan jasa foto panggilan. Dalam membuat studio foto di butuhkan beberapa ruang yang bisa di gunakan untuk berbagai kegiatan usaha.
Beberapa ruang yang di butuhkan untuk menjalankan usaha studio foto ini misalanya ruang pemotretan (studio), ruang penyimpanan peralatan, ruang layanan, ruang pajang berbagai barang yang di jual, dan lain sebagainya.
Kebutuhan ruang dalam merintis usaha studio foto bisa di sesuaikan dengan kebutuhan. Semakin besar usaha yang di jalankan secara otomatis juga akan membutuhkan ruang yang lebih luas. Misalnya antara ruang pemotretan model dan pemotretan produk di pisahkan, di bagian depan ada ruang tunggu, tersedianya ruang ganti/berhias, maupun ruang-ruang kantor lainnya yang hanya di isi oleh beberapa staf maupun karyawan yang khusus mengurusi hal-hal administratif.
Bagi banyak pengusaha foto, tempat merupakan salah satu faktor penting untuk membentuk citra perusahaan di mata konsumen. Oleh karena itu dalam membuat stodio foto usahakan di-setting semenarik mungkin agar memiliki karakter yang kuat. Adapun tujuan dari membangun karakter studio foto ini tak lain adalah untuk membangun brand usaha agar mampu berbeda dengan studio foto lainnya.
4. Melakukan promosi
Setelah produk dan layanan telah di tentukan, harga sudah di tetapkan, dan lokasi usaha sudah jelas, maka ketiga hal tersebut sudah bisa di jadikan sebagai bahan dan modal untuk melakukan promosi.
Dalam mlerintis usaha studio foto, melakukan promosi sejak awal bisa menjadi langkah yang strategis. Kegiatan promosi ini dapat di lakukan dengan berbagai cara, mulai dari hal-hal kecil misalnya dengan memberitahukan kepada saudara, teman, rekan kerja, atau dengan dengan melakukan promosi secara besar-besaran dengan menggunakan strategi bauran promosi (Promotion mix).
Promotion mix adalah berbagai perangkat komunikasi yang di rancang untuk berbagai kegiatan promosi. Adapun perangkat-perangkat yang masuk dalam bauran promosi ini di antaranya adalah periklanan (Advertising), promosi penjualan (Sales Promotion), Hubungan massa (Public Relation), Publisitas (Publisity), Penjualan perorangan (Personal selling), dan pemasaran langsung (Direct Selling).
5. Menyiapkan peralatan yang di gunakan
Di sela-sela melakukan kegiatan promosi, satu hal yang tidak kalah penting adalah menyiapkan berbagai peralatan yang di butuhkan dalam merintis usaha studio foto. Alat-alat ini bisa berupa peralatan untuk pemotretan, peralatan display, belanja barang-barang yang akan di jual, peralatan kantor, dan lain sebagainya.
Untuk mendirikan studio foto mini, peralatan yang di gunakan tidak harus tidak harus sekompleks peralatan yang di gunakan studio besar. Untuk jaman sekarang mendirikan usaha studio foto mini bisa hanya cukup menyediakan peralatan kamera DSLR, eksternal flash, tripod, background foto, reflektor payung, dan satu unit komputer untuk mengolah hasil pemotretan. Sedangkan untuk mencetak foto bisa menggunakan printer biasa atau mencetakkan hasil pemotretan ke studio foto yang lebih besar.
Kebutuhan peralatan untuk mendirikan studio foto kecil memang sangat jauh berbeda jika di bandingkan dengan usaha studio foto besar. Perbedaan ini sangat terlihat pada jumlah dan merek peralatan yang di gunakan. Bisa saja untuk belanja peralatan studio foto yang ideal akan menghabiskan biaya ratusan juta. Untuk itu, belilah peralatan sesuai dengan keperluan, target konsumen, dan kapasitas studio foto yang akan di jalankan.
6. Memiliki SDM yang terampil dan profesional
Merintis usaha studio foto agar lebih cepat berkembang sangat membutuhkan sumber daya manusia yang terampil dan profesional. Baik dia sebagai fotografer, editor foto, tim pemasaran maupun bagian administrasi kantor. Usaha yang di dukung oleh sumberdaya yang mumpuni bisa di pastikan kelangsungan usaha bisa berjalan lebih baik jika di bandingkan dengan SDM yang apa adanya.
Untuk fotografer misalnya, setidaknya ia harus menguasai peralatan kamera yang di gunakan, teknik pemotretan, pengaturan pencahayaan, dan kreatif. Sedangkan untuk editor foto, dia harus paham tentang pengolahan image foto menggunakan komputer, terampil menggunakan software digital imaging, memiliki kepekaan artistik cukup baik, kreatif, dan lain sebagainya.
Selain hal-hal teknis, memang kreativitas bisa menjadi salah satu modal besar untuk merintis studio foto. Dengan kreativitas inilah produk-produk maupun layanan yang di hasilkan akan mempunyai ciri khas yang kuat dan mampu di bedakan dengan produk dan layanan pesaing.
7. Manajemen usaha yang baik
Berbicara tentang pengelolaan kerja, maka tak bisa di lepaskan dengan adanya fungsi manajemen. Adapun fungsi-fungsi manajemen yang di lakukan di antaranya adalah; perencanaan (Planing), pengorganisasian (Organizing), pelaksanaan (Actuating), dan pengawasan (Controlling).
Fungsi manajemen ini akan lebih baik jika dilakukan disetiap bagian/lini usaha. Misalnya saja untuk order pemotretan dokumentasi pernikahan, fotografer bisa melakukan keempat fungsi manajemen tadi sehingga semua bisa berjalan dengan lancar. Begitu juga bagian keuangan, bagian pemasaran, dan lain sebagianya.
Nah, artikel diatas menjelaskan tentang lngkah merintis usaha studio foto yang harus kalian ketahui.